Dua ekor kukang sumatera (Nycticebus coucang) dilepasliarkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Selatan di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan, Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan pada Sabtu (23/10/2021).
Selain kukang, terdapat 7 satwa lain yang ikut dilepasliarkan yaitu, 2 ekor elang bido (Spilornis cheela), 2 ekor elang bondol (Haliastur indus), 1 ekor elang paria (Milvus migrans) dan 1 ekor betet ekor-panjang (Psittacula longicauda).
Kepala BKSDA Sumatra Selatan, Ujang Wisnu Barata mengatakan pelepasliaran satwa dilindungi ini dilakukan setelah seluruh satwa telah dinyatakan sehat.
“Satwa telah dinyatakan sehat dan layak dilepasliarkan setelah melewati masa karantina selama beberapa pekan,” ujarnya dilansir dari ANTARA
Menurutnya, satwa-satwa tersebut melalui proses karantina dalam kandang-kandang habituasi di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi di Kepulauan Bangka Belitung. Perkembangan satwa dipantau oleh petugas medis dan dokter hewan setiap harinya.
“Bukan hanya kesehatannya, satwa-satwa tersebut juga dilatih untuk mengembalikan sifat alaminya agar dapat bertahan saat dilepasliarkan ke alam liar,” kata Ujang.
Baca juga : Perdagangan Ilegal Kukang Jawa Digagalkan Polisi
Satwa tersebut, lanjutnya, rata-rata jinak karena pernah dipelihara oleh manusia. Sebanyak 7 satwa yang dilepasliarkan merupakan satwa translokasi dari PPS Tegal Alur Jakarta, yang telah direhabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi di Kampoeng Reklamasi Air Jangkang Bangka Belitung.
“Masyarakat secara sukarela menyerahkan satwa-satwa ini ke Tegal Alur hingga kemudian ditranslokasikan ke Suaka Marga Satwa Padang Sugihan,” terangnya.
Pihak BKSDA Sumatra Selatan memilih SM Padang Sugihan sebagai tempat pelepasliaran karena kawasan habitat alami satwa liar yang ada di Sumsel. Pelepasliaran ini merupakan rangkaian Hari Hewan Sedunia, yang diperingati setiap 4 Oktober, sebagai momentum untuk memperjuangkan hak hidup dan meningkatkan kesejahteraan satwa di alam liarnya.
Ujang memberikan apresiasi kepada PPS ALOBI sebagai mitra strategis BKSDA Sumsel, semua unsur pemerintah pusat dan daerah, para relawan, praktisi, pemerhati satwa liar, akademisi, awak media, dan masyarakat luas yang telah membantu dan berperan aktif dalam program kegiatan konservasi keanekaragaman hayati.
“Kami harapkan upaya ini dapat meningkatkan populasi dan peran satwa liar di alam, yang merupakan ‘rumah’ sesungguhnya bagi satwa,” katanya.