Elektro, seekor kukang kalimantan hasil penyelamatan akibat sengatan listrik dikembalikan ke habitatnya di Kawasan Hutan Lindung Gunung Tarak, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat pada Minggu (16/01/2022).
Pelepasliaran satwa dilindungi ini dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat (BKSDA Kalbar) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang bersama Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Ketapang Selatan dan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI).
Kepala BKSDA Kalbar, Sadtata Noor Adirahmanta mengatakan bahwa elektro ditemukan tersengat listrik dan melekat di tiang listrik dengan kondisi kaku dan tidak bisa bergerak di Kecamatan Delta Pawan, pada 26 November 2021.
“Warga kemudian menghubungi BKSDA SKW I Ketapang, dan tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BKSDA Kalbar SKW I Ketapang segera melakukan penyelamatan. Setelah itu, Elektro dibawa ke klinik satwa liar YIARI untuk mendapatkan perawatan,” ujarnya seperti dilansir dari laman resmi Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE).
Sadtata menuturkan pada pemeriksaan awal, diketahui kondisi Elektro secara umum cukup baik meskipun kemudian tim medis YIARI menemukan luka akibat sengatan listrik di jari-jari kaki kanannya.
Baca juga : BKSDA Kalteng Lepasliarkan Dua Kukang di SM Lamandau
“Luka yang cukup parah dan sudah mengalami pembusukan membuat tim memutuskan untuk mengamputasi jari kaki Elektro,” tuturnya.
Selama menjalani perawatan, lanjutnya, luka di kaki Elektro berangsur sembuh. Jari-jari lain pada tangan yang dilakukan amputasi masih dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga meskipun Elektro kehilangan dua jari, dia tidak kehilangan kemampuannya untuk makan, berjalan ataupun menggenggam mangsanya.
“Setelah diobservasi selama satu bulan, Elektro masih menunjukkan sifat liar dan kemampuan bertahan hidup di alam sehingga tim memutuskan untuk melepaskan kukang korban listrik itu ke habitat aslinya di HL Gunung Tarak.” terang Sadtata.
Sementara, Hutan Lindung Gunung Tarak kembali dipilih menjadi tempat pelepasan kukang karena hutan lindung ini merupakan habitat yang cocok dengan ketersediaan jumlah dan jenis pakan yang berlimpah bagi satwa ini.
“Kami mengapreasiasi kegiatan pelepasliaran ini sekaligus pada kisah penyelamatan yang melibatkan kerjasama berbagai pihak, terutama kepada masyarakat yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap nilai-nilai konservasi dengan mengambil langkah/tindakan yang tepat dengan menghubungi pihak yang berwenang.” ujarnya.
Ia pun menghimbau agar kesadaran dan kepedulian ini perlu dijaga, bahkan perlu adanya peningkatan keterlibatan masyarakat dalam kerja-kerja konservasi melalui penyelenggaraan konservasi yang berbasis masyarakat.