Skip to content

Menu

  • MADU

untuk Kukang

Penangkaran Kukang Untuk Komersial, Bisa Kah?

  • Kukangku
  • 16 Sep 2021
  • Campaign
kukang pelepasliaran

Tingginya minat masyarakat untuk memelihara kukang meningkatkan potensi perburuan dan perdagangan ilegal satwa malam ini semakin meluas. Dalam kurun 9 tahun, ribuan kukang telah diambil paksa dari habitatnya, sebagian besar dijual sebagai satwa peliharaan. Diperkirakan jumlah populasi kukang di habitatnya mengalami penurunan.

Permasalahan ini menimbulkan perbedaan sudut pandang dari berbagai kalangan. Salah satunya dari kalangan hobiist atau pecinta satwa. Mereka beranggapan bahwa upaya konservasi yang dilakukan oleh aktivis dan pemerintah tidak efektif dalam mengurangi angka perburuan dan perdagangan ilegal. 

Kukang saat berada di kandang habituasi. Foto : Reza Septian/IAR Indonesia

Untuk itu, penangkaran kukang komersil dikatakan sebagai sebuah solusi untuk menekan angka kejahatan perdagangan ilegal kukang. Saran ini pernah dilontarkan oleh salah satu akun melalui pesan langsung di instagram Kukangku. 

Menurutnya, pengadaan penangkaran legal dapat mengatasi masalah tersebut. Adanya penangkaran ini disinyalir akan mengatasi tantangan konservasi kukang, sekaligus memberikan kesempatan pada pecinta satwa untuk memelihara kukang secara legal.

Baca juga : Terancam Punah, 3.983 Kukang Dijajakan Secara Daring

Namun pertanyaannya, apakah penangkaran kukang itu efektif untuk mengurangi angka perburuan dan perdagangan?

Menurut analisa dari kukangku, pengadaan penangkaran kukang sebenarnya kurang efektif untuk menjawab tantangan konservasinya. Agar kita berada pada satu pemahaman yang sama, istilah “penangkaran” merujuk pada budidaya satwa dengan tujuan komersil. Sedangkan penangkaran untuk tujuan konservasi, kami lebih senang menyebutnya dengan istilah pusat penyelamatan/pusat rehabilitasi satwa.

Beberapa faktor ini adalah alasan kenapa penangkaran bukanlah bagian dari solusi konservasi kukang:

1. Regulasi penangkaran di Indonesia yang masih belum efektif

Dalam laporan Traffic tahun 2017, Indonesia masih memiliki regulasi penangkaran yang lemah. Misalnya, pengaturan kuota satwa di fasilitas penangkaran Indonesia. Kuota satwa diperkirakan melebihi kemampuan penangkaran dalam menghasilkan jumlah satwa sesuai dengan kemampuan satwa dalam berkembang biak. Selain itu, kontrol terhadap penangkaran memiliki celah yang memungkinkan bagi penangkar melakukan kecurangan.

2. Adanya kemungkinan pencucian satwa (wildlife laundering)

Untuk memenuhi kuota satwa yang dikeluarkan oleh pemerintah. Penangkaran melakukan pencucian satwa, atau sebuah istilah dimana penangkaran mencampur hasil tangkar dengan hasil buruan satwa liar. Data keluaran satwa dimanipulasi sehingga satwa liar ini dianggap merupakan satwa hasil tangkar. Kecurangan ini jelas tidak memutus akar permasalahan, namun memberikan kesempatan kegiatan ilegal perburuan dan perdagangan melalui label hasil tangkar.

Perawat satwa memindahkan kukang ke kandang habituasi. Foto : Reza Septian/IAR Indonesia

3. Tidak profitable

Induk kukang hanya dapat memiliki satu anak dengan masa reproduksi 5 – 6 bulan serta masa mengasuh bayi hingga usia satu setengah tahun. Selama daur hidupnya, induk kukang dapat menghasilkan anak sebanyak 3-5 individu. Sangat berbeda jauh dengan satwa yang memiliki interval reproduksi lebih cepat dan banyak, seperti ayam dan tikus.

Sementara itu, biaya perawatan kukang sangatlah mahal. Di pusat rehabilitasi kukang, biaya perawatan satu individu kukang bisa menghabiskan dana sebesar Rp20 juta dalam satu tahun. Biaya ini belum mencakup operasional seperti kandang dan pemeriksaan medis berkala. Apabila biaya itu dibebankan dengan harga penjualan kukang “legal”, kemungkinan besar penangkaran malah tidak akan mendapat keuntungan yang diharapkan atau balik modal. Untuk mendapatkan keuntungan, maka harga jual kukang legal akan dipatok dengan harga tinggi, melebihi harga jual pasar ilegal yang selama ini sudah terjadi.

Baca juga : 30 Tahun Lagi Kukang Punah Kalau Hal Ini Masih Terjadi

4. Kesejahteraan satwa yang terabaikan

Penangkaran perlu menerapkan prinsip kesejahteraan pada perawatan satwa. Namun, ada ketakutan bahwa belum ada yang mampu untuk menerapkan kesejahteraan ini untuk kebutuhan penangkaran di Indonesia. Dalam banyak kasus, kesejahteraan satwa pada kebun binatang saja masih sering kita jumpai belum memenuhi standar yang ada. Sehingga pada prakteknya, satwa-satwa di penangkaran akan dipaksa hanya untuk berkembang biak saja atau memenuhi target yang dipaksakan.

Praktek-praktek yang mengabaikan kesejahteraan satwa pernah terjadi pada kasus penangkaran musang untuk kopi luwak. Demi memenuhi target, musang dipaksa menjalani hidup pada ruang terbatas serta pakan kopi yang dijejalkan. Produk kopi luwak yang berasal dari penangkaran yang mengabaikan kesejahteraan satwa pada akhirnya ditentang, hingga sulit diterima oleh pasar internasional.

5. Perilaku kukang

Kajian perilaku kukang memang sudah mulai banyak diteliti, baik di alam maupun di pusat penelitian primata. Kukang yang memiliki karakter sosial semi-soliter tentunya akan sangat berpengaruh dalam proses penjodohan. Penggabungan dua individu kukang jantan dan betina tidak serta merta akan membuat mereka mudah kawin. Tipikal pemilih pasangan akan menyulitkan proses tersebut. Jika cocok mereka bisa kawin, namun jika tak cocok mereka rentan berkelahi hingga menyebabkan luka fatal.

Nah, kalau menurut kalian gimana? Efektif gak sih pengadaan penangkaran kukang komersial sebagai solusi konservasi? Terus, jika penangkaran kukang komersial diizinkan, berapa sih harga jual kukang yang paling masuk akal berdasarkan hitungan biaya produksi dan operasional?

Referensi:

Laporan Traffic

Tulisan lainnya dari

Kukangku
Bagikan:
PrevPreviousDemi Pertahankan Wilayah dan Keluarga, Kukang Tega Serang Sesama
NextBerbeda jenis, Inilah Perbedaan Kukang, Kungkang dan KuskusNext

Tinggalkan pesan

Artikel

Lainnya

Penguatan Finansial Konservasi Satwa Liar: Investasi untuk Manusia dan Bumi

kukang jawa - Denny Setiawan YIARI

Ini Loh Alasan Kukang Jadi Satwa Dilindungi oleh Negara

Tarsius dan Kukang : Terlihat Mirip tapi Berbeda Rupa

KPH Tabalong Evakuasi Kukang Kalimantan di Permukiman Warga

Hari Primata Indonesia 2024 : Primata Kita Luar Biasa

Langka Sani, Dirikan Alobi Foundation Demi Selamatkan Satwa Liar

Stop Kekang Kukang

Kukangku adalah gerakan kampanye dan penyadartahuan untuk pelestarian dan perlindungan kukang di Indonesia

Facebook Twitter Youtube Instagram Envelope
  • Beranda
  • Tentang Kukangku
  • Dinamika Konservasi
  • Kukang Sumatera
  • Kukang Jawa
  • Kukang Kalimantan
  • Penyerahan Sukarela
  • Temuan & Habitat Kukang
  • Lapor Kejahatan Satwa
  • Kisah Kukang
  • Kliping Berita Kukang
  • Video
  • FAQ

Didukung oleh Yayasan IAR Indonesia
Dikembangkan dan didesain oleh Rusmadipraja

© 2014 – 2025 Kukangku

Saya #PenyelamatKukang dan saya peduli terhadap kelestarian kukang di Indonesia.

Hei penyelamat kukang!
Bantu aku untuk tetap lestari di alam.

Close
Kukangku

Visi & Misi

Dinamika Konservasi Kukang

Kukang Indonesia

K. Sumatera

K. Jawa

K. Kalimantan

K. Bangka

K. Sumatera bag. Utara

K. Borneo

K. Kayan

Lapor

Pengembalian & Penyerahan Sukarela

Kejahatan Perburuan & Perdagangan

Temuan Kukang Liar & Habitat Alami

Blog

Catatan Kukangku

Kisah Kukang

Video

Kliping Berita

Edukasi

Penyerahan Sukarela

Penegakan Hukum

Penyelamatan Kukang

Pelepasliaran Kukang

Informasi

Call Center BKSDA

Daftar Satwa Dilindungi

Bantu Kukang

Donasi

Merchandise

Penyelamat Kukang

FAQ

Facebook Twitter Youtube Instagram

Banyak kakak baik telah menyisihkan Rp1.000 untuk berdonasi, dan itu semua sangat berarti bagi para kukang.