Setelah dilakukan penelitian berbulan-bulan, peneliti mengatakan bahwa asal mula virus corona COVID-19 kemungkinan besar berasal dari Perdagangan satwa liar di Cina. Hal ini disampaikan oleh tim peneliti World Health Organization (WHO) di London pada Rabu (10/03).
Ahli ilmu hewan dan Presiden dari NGO EcoHealth Alliance, Peter Daszak mengatakan perdagangan satwa liar adalah penjelasan yang paling mungkin tentang bagaimana COVID-19 tiba di Wuhan.
Tim peneliti WHO menemukan bahwa pasokan satwa liar yang diperdagangkan di Pasar Huanan berasal dari peternakan satwa liar di Cina Selatan. Beberapa dari satwa liar itu bisa saja tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut.
“Ada rute dari provinsi di Cina Selatan seperti Yunnan yang merupakan salah satu tempat utama penyebaran virus corona, seperti yang pertama kali ditemukan pada kelelawar, pada tahun 2013,” tuturnya dikutip dari APnews.
Menurutnya, masyarakat mengambil satwa liar, seperti musang, landak, trenggiling, anjing rakun dan tikus bamboo untuk dibiakkan di penangkaran. Peternakan kemudian membawa produk satwa hidup ke Wuhan, dimana hewan hidup dibawa untuk dijual dan disembelih.
“Itu petunjuk yang sangat penting. Permulaan pemahaman tentang rute ini perlu ditindaklanjuti dengan cukup cepat,” ujarnya
Sebelumnya, peneliti menunjukkan bahwa musang liar – yang umum dikonsumsi di Cina – dari peternakan satwa liar diduga menyebabkan wabah SARS pada 2003 di Guangdong. Para ilmuwan juga menemukan asal usul SARS pada kelelawar yang biasanya membawa virus corona.
Menurut para peneliti, Kedua spesies ini – musang dan kelelawar – memiliki potensi besar menjadi penyebab utama penyebaran SARS Cov-2. Satwa-satwa liar ini dikurung dengan kondisi berdesakan serta kandang yang tidak higienis. Menciptakan kondisi sempurna dalam penyebaran virus di antara satwa-satwa yang diperjualbelikan di pasar.
Daszak menuturkan hipotesis itu didukung kuat baik oleh pihak WHO dan pihak Cina. Daszak dan rekan penulisnya akan merilis laporan tentang kesimpulan awal dari misi baru-baru ini ke Wuhan.
“Saya yakin kita akan segera mengetahuinya dalam beberapa tahun mendatang,” tuturnya. “Kami dapat memiliki data signifikan yang nyata tentang darimana ini berasal dan bagaimana kemunculannya.”
Baca juga : Konten Youtube Pemelihara Monyet Meningkat Selama Pandemik
Penyebaran virus di Pasar Huanan
Temuan terbaru menunjukkan bahwa dari 99 pasien di sekitar Wuhan yang didiagnosis terinfeksi virus, lebih dari setengahnya berasal dari pasar Huanan, Wuhan.
Salah satu bagian dari tim WHO Profesor kedokteran Universitas California, Joel O. Wertheim, menggambarkan kondisi pasar Huanan.
“Ketika Anda mengunjungi pasar, Anda menyadari bahwa itu adalah tempat yang tepat untuk terjadinya wabah karena ramai, banyak kios, banyak produk hewani, dan ventilasi serta drainase agak kurang optimal,” katanya dikutip dari Bloomberg. “Tidaklah mengherankan jika kita mengalami ledakan virus dari sana,” lanjutnya.
Pasar ini juga dilaporkan menjual hewan hidup, beberapa ditangkap secara ilegal di alam liar dan disembelih di depan pelanggan. Ada kemungkinan virus itu ditularkan melalui hewan yang terinfeksi yang dijual di pasar Huanan.
Diperkirakan, pelompatan virus terjadi karena kebiasaan warga Cina mengkonsumsi satwa liar. Dalam laporan China Wildlife Association di tahun 2017, sebanyak 52% pasar di Cina memperdagangkan satwa liar, sementara setidaknya 40% hotel dan restoran menawarkan hidangan satwa liar di menu mereka. Survei lain menunjukkan bahwa lebih dari 45% orang Cina dari daerah perkotaan telah mengkonsumsi satwa liar, sementara 2,7% tambahan adalah konsumen tetap.
Dengan kondisi ini, Presiden Xi Jinping memperingatkan bahwa konsumsi satwa liar menimbulkan risiko besar bagi kesehatan masyarakat. Pada 24 Februari 2020, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional memutuskan memperluas cakupan Undang-Undang Perlindungan Margasatwa Cina untuk melarang konsumsi hampir semua satwa liar