Pusat Rehabilitasi Satwa dan Pusat Penyelamatan Satwa (PRS & PPS) adalah lembaga konservasi khusus yang berupaya dalam memulihkan kondisi satwa yang menjadi korban perburuan, perdagangan, eks peliharaan, bahkan satwa konflik agar bisa kembali sembuh dan dapat dikembalikan ke habitatnya kelak.
Hampir semua PRS & PPS adalah lembaga non-profit, dimana sumber dana pembiayaan operasionalnya sangat bergantung kepada bantuan donor maupun donasi yang terkumpul, ataupun program-program khusus yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik dalam upaya konservasi satwa dan habitatnya.
Berikut adalah daftar lembaga konservasi khusus penyelamatan satwa yang ada di Indonesia. Untuk membantu satwa-satwa yang ada di PRS & PPS, kamu bisa berdonasi melalui tautan pada tombol. Sebarkan kebaikan ini untuk menyelamatkan lebih banyak satwa.
PPS Cikananga
Berdiri sejak sekitar tahun 2002, PPS Cikananga yang berlokasi di Sukabumi, Jawa Barat ini telah menampung lebih dari 3.000 individu satwa liar. Saat ini sedikitnya ada 600 satwa yang masih menjalani perawatan di PPS Cikananga. Kebanyakan satwa yang ada di Cikananga adalah titip rawat BKSDA dari hasil penyitaan, serahan masyarakat, maupun konflik satwa dengan warga.
Sahabat Bekantan Indonesia
Primata berhidung besar ini ternyata popularitasnya tidak sebanding dengan fakta di lapangan. Alih fungsi lahan, kebakaran hutan, perburuan serta perdagangan liar telah membuat bekantan diambang kepunahan, bahkan pada sebagian kawasan telah terjadi kepunahan lokal. Setiap dekade terjadi penurunan hingga 50% dari jumlah populasinya.
Dalam upaya pelestarian bekantan, khususnya di Kalimantan Selatan SBI mendirikan Pusat Penyelamatan Bekantan, yang bergerak dibidang Sosialisasi & Edukasi, Rescue & Evakuasi, Rehabilitasi, Pembinaan – Perbaikan Habitat Bekantan, dan Program pelepasliaran bekantan ke habitatnya.
Wildlife Rescue Center Jogja
Wildlife Rescue Centre Jogja dulunya dikenal sebagai Pusat Pelestarian Satwa Jogja. Sejak dikelola oleh Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta, WRC Jogja sepenuhnya mengandalkan dana dari kegiatan volunteer berbayar yang sebagian besar merupakan volunteer mancanegara. Dengan adanya pandemi, seluruh dana operasional otomatis terhenti. Termasuk program volunteer yang selama ini berjalan. Centre hanya bergantung pada donasi dari orang baik serta jaringan relasi volunteer yang pernah datang.
Satwa yang dirawat di WRC Jogja saat ini kurang lebih 145 ekor satwa, yang terdiri dari Aves, Mamalia, Primata besar dan kecil. Seluruh satwa yang dirawat di sini merupakan hasil dari sitaan operasi pasar perdagangan satwa liar serta kepemilikan ilegal. Ada pula warga sekitar menemukan satwa terluka seperti elang yang tertembak dan sulit untuk terbang.
Javan Gibbon Center
Berlokasi di dalam kawasan TN Gunung Gede Pangrango, JGC berfokus kepada penyelamatan primata endemik jawa yaitu Owa jawa (Hylobates moloch). Owa-owa yang dirawat hampir kebanyakan adalah eks peliharaan yang diurus dari bayi, dan tak lagi lucu ketika dewasa. Selain itu, ada juga bayi-bayi owa yang diselamatkan dari kejahatan perdagangan ilegal.
Beberapa di antara Owa mengalami luka fisik akibat pemeliharaan, seperti patah tulang ataupun peluru senapan angin yang bersemayam dalam tubuh. Ada juga yang mengalami trauma sehingga membutuhkan perawatan intensif agar bisa siap untuk dilepasliarkan.
Jakarta Animal Aid Network
JAAN berdedikasi meningkatkan kesejahteraan hewan di Indonesia dan tentu saja ingin terus menyelamatkan dan mengubah kehidupan lebih banyak hewan yang menderita.
Program Wildlife JAAN telah menyelamatkan ribuan satwa liar seperti monyet, elang bondol, lumba-lumba dan banyak satwa liar lainnya yang berasal dari kejahatan perdagangan ilegal satwa liar. JAAN bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam penertiban topeng monyet. Ratusan eks topeng monyet yang dievakuasi dan direhabilitasi akhirnya bisa dikembalikan lagi ke habitatnya.
Centre fo Orangutan Protection
COP berdiri sejak tahun 2007 dan berkomitmen untuk melawan dan mengungkap kejahatan terhadap orangutan dan habitatnya. Hingga pada tahun 2013, COP akhirnya dapat mendirikan pusat rehabilitasi orangutan di Berau, Kalimantan Timur.
Saat ini COP tengah mengembangkan pusat penyelamatan satwa untuk orangutan dan primata lainnya yang ada di Sumatera. Setiap tahunnya, COP membuka program COP School, yaitu sebuah program bagi anak muda untuk ikut terlibat menjadi bagian dalam aksi penyelamatan orangutan dan habitatnya.
IAR Indonesia
IAR Indonesia adalah pusat rehabilitasi satwa pertama di Indonesia yang fokus terhadap penanganan kukang. Selama lebih dari 10 tahun, IAR Indonesia bersama mitra berhasil menyelamatkan ribuan individu kukang yang menjadi korban perdagangan ilegal satwa liar dan merawat serta mengembalikannya ke habitat yang sesuai.
Saat ini, tren pemeliharaan dan perdagangan kukang sudah jauh menurun dibandingkan 5 tahun terakhir. Namun, laporan serahan masih cukup tinggi karena banyaknya kukang temuan masyarakat yang terluka akibat konflik listrik maupun senapan angin.
Borneo Orangutan Survival Foundation
BOSF saat ini merawat lebih dari 700 individu orangutan kalimantan. BOSF memiliki dua pusat rehabilitasi orangutan yaitu Pusat Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur di Samboja Lestari dan Pusat Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng.
Beberapa orangutan yang dirawat tidak dapat dikembalikan ke habitat alaminya karena penyakit, usia tua, atau kondisi fisik tertentu, dan untuk itu, BOSF menyediakan suaka jangka panjang untuk merawat mereka di sisa hidupnya.
Animal Sanctuary Trust Indonesia
Animal Sanctuary Trust Indonesia (ASTI) yang merupakan lembaga konservasi khusus bersifat non-profit. Lembaga ASTI sebagai mitra BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Barat didirikan pada tahun 2008 dan berlokasi di Bogor. Lembaga ASTI merupakan tempat penyelamatan satwa dilindungi untuk diberikan perawatan awal sebelum dilanjutkan untuk menjalani rehabilitasi dan pelepasliaran.
Sedikitnya, ada sekitar 89 satwa yang dirawat di ASTI saat ini. Sayangnya, tidak semua satwa yang datang ke ASTI ini dalam kondisi sehat. Ada yang sakit, cacat, bahkan cedera, sehingga memerlukan perawatan yang tidak sebentar untuk kembali pulih.
Tasikoki Wildlife Rescue and Education Center
Sebagai garda satwa paling utara, Tasikoki yang berlokasi di Sulawesi Utara ini menampung 300 lebih satwa yang kebanyakan berasal dari upaya penyelundupan. Banyak satwa yang dirawat di Tasikoki adalah satwa-satwa endemik yang berasal dari Indonesia Timur.
Untuk mendukung kebutuhan operasional, Tasikoki membuka program volunteer berbayar. Sayangnya program ini harus dihentikan selama pandemik.
Kalaweit
Kisah Chanee saat berusia 18 tahun membawanya ke Indonesia untuk bertemu kembali dengan owa liar. Namun harapan itu seperti sulit terwujud ketika melihat hutan-hutan yang rusak. Hingga akhirnya ia membangun Kalaweit dengan misi menyelamatkan banyak Owa yang menjadi yatim piatu akibat perburuan dan pengrusakan hutan.
Kalaweit kini memiliki dua care center yaitu di Sumatera Barat dan Kalimantan Tengah. Ada 365 individu owa owa dan Siamang yang mereka rawat saat ini.
Sumatran Orangutan Conservation Programme
Sudah lebih dari 270 Orangutan Sumatera dibawa pulang ke habitatnya sejak mereka berdiri. Namun perjuangan mereka belum usai dan masih banyak PR untuk menyelamatkan Orangutan Sumatera. Kini tantangan SOCP bertambah dengan adanya Orangutan Tapanuli, spesies terbaru orangutan yang paling terancam punah.
Tidak semua orangutan bisa dikembalikan ke alam liar. Oleh karena itu, SOCP membangun Orangutan Haven, sebuah pulau alami bagi orangutan agar tetap merasakan kebebasannya.
Pusat Penyelamatan Satwa Bali
Berada di pulau Dewata, banyak satwa sitaan dan serahan masyarakat yang akhirnya dititiprawat di PPS Bali. Bukan itu saja, PPS Bali bahkan harus menampung satwa-satwa yang berasal dari taman reptil yang bangkrut.
Sedikitnya ada 40 satwa yang masih dalam perawatan PPS Bali dan membutuhkan bantuan untuk pembiayaan operasional.
Indonesia Species Conservation Program
Sejak ISCP berdiri di akhir tahun 2016, ISCP bersama BKSDA Sumatera Utara dan Aceh sudah melepas liarkan lebih dari 75 Kukang Sumatera dari hasil penyitaan dan perdagangan. Penyelamatan Kukang Sumatera dan satwa liar lainnya dilakukan oleh ISCP di wilayah Provinsi Sumatera Utara, Aceh, dan daerah Sumatera lainnya. Jumlahnya terus meningkat dan banyak dari mereka yang kondisi kesehatannya kurang baik ketika didapatkan,misalnya mengalami mal nutrisi, sakit mata, dan gigi yang rusak.