Hari Primata Indonesia yang diperingati setiap tanggal 30 Januari ini dicetuskan dalam rangka perlindungan dan pelestarian primata Indonesia. Berbeda setiap tahunnya, di tahun 2024 ini Hari Primata Indonesia diangkat dengan tema “Primata Kita Luar Biasa”.
Tema ini dipilih sebagai semangat positif untuk mengenal lebih dekat primata yang ada di sekitar kita. Primata tak hanya sekedar mengisi dan menjadi penghuni hutan. Keberadaan primata berperan penting bagi kesinambungan alam dan eksistensi manusia di masa lalu dan di masa depan.
Di Indonesia sendiri, terdapat 64 jenis primata. Sebanyak 37 jenisnya termasuk dalam jenis satwa dilindungi. Keragamannya No. 3 di dunia, dan yang paling luar biasa No. 1 di Asia. Saat ini, keberadaan primata diprediksi menurun karena banyaknya ancaman, seperti kerusakan habitat karena pengalihan lahan, perburuan, perdagangan dan pemeliharaan.
Ketua Perhimpunan Ahli dan Pelestari Primata Indonesia (Perhappi), Didik Prasetyo mengatakan bahwa upaya perlindungan dan pelestarian primata Indonesia sangatlah penting, terutama bagi ilmu pengetahuan.
“Masih banyak yang belum kita ketahui dari keberadaan primata-primata Indonesia. Hal ini bisa menjadi kekayaan bagi pengetahuan kita,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam satu dekade terakhir saja, keragaman primata Indonesia semakin bertambah dengan temuan-temuan spesies baru. Itu belum termasuk hal-hal yang berkaitan dengan perannya secara ekologi, bahkan sosial budaya.
Baca juga : Kukang Bangka, Primata Endemik yang Kian Langka
Tentunya, upaya pelestarian primata ini memerlukan kerjasama multipihak. Setiap pihak memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan primata beserta habitatnya.
“Setiap pihak memiliki peran penting untuk menjaga dan melestarikan primata kita yang luar biasa ini.” Ujar Didik.
Untuk meramaikan Hari Primata Indonesia 2024, owa bilou (Hylobates klossii) dipilih sebagai ikon. Owa bilou atau owa mentawai adalah salah satu primata endemik yang hanya dapat ditemukan di Kepulauan Mentawai, seperti Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai selatan.
Ketua Swaraowa, Arif Setiawan mengajak kita semua untuk terus menyuarakan upaya pelestarian primata Indonesia dan habitat aslinya, khususnya untuk jenis owa bilou.
“Bilou adalah salah satu dari 9 jenis owa Indonesia yang hanya ada di kepulauan. Hilangnya hutan dan perburuan adalah ancaman serius untuk bilou di Kepulauan Mentawai,” ujarnya.
Owa bilou, lanjutnya, mempunyai nilai penting secara budaya di Mentawai. Arif menuturkan bahwa Memperkuat perlindungan hutan sebagai bagian dari adat dan budaya Mentawai dapat di lakukan salah satunya dengan aktif berkomunikasi.
“Berjejaring dan berkolaborasi dengan komunitas-komunitas lokal di kepulauan Mentawai. Memberikan dukungan untuk inisiasi-inisiasi konservasi di Mentawai, meskipun kecil ini sangat besar artinya untuk masa depan Bilou dan pelestarian budaya di Kepulauan Mentawai,“ tutupnya.