Primata endemik Indonesia seperti Kukang jawa (Nycticebus javanicus) diperkirakan akan punah karena perubahan iklim. Sementara primata jenis lainnya terancam penyusutan habitat sekitar 90%.
Banyak primata diramalkan mendekati kepunahan di masa depan. Berita buruknya, waktu kepunahan ini diperkirakan bakal lebih cepat, khususnya karena kenaikan suhu yang kian hari kian mengkhawatirkan.
Dalam riset yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2021, diperkirakan sekitar 30 jenis primata di Indonesia, salah satunya kukang, akan punah pada 2050 akibat perubahan iklim. Dalam perhitungan berdasarkan skenario mitigasi dan pesimistik, suhu udara rata-rata di Indonesia akan meningkat sekitar 1,17°C – 1,40°C.
Baca juga : Peneliti : Kukang Jawa Diperkirakan Punah Di Tahun 2050
Kok bisa punah?
Kepunahan kukang dan primata lainnya secara garis besar dipengaruhi oleh hilangnya habitat. Perubahan iklim bumi menyebabkan naiknya permukaan laut, yang dapat menenggelamkan daratan sehingga ada kemungkinan kawasan hutan semakin mengecil. Kekeringan dan gelombang panas juga diperkirakan akan menurunkan luasan habitat primata.
Beberapa wilayah di Indonesia, Sumatera, Kalimantan Barat, Jawa dan Sulawesi utara diperkirakan akan mengalami penyusutan habitat primata terparah di masa depan.
Selain itu, makin hangatnya suhu bumi sebabkan penurunan metabolisme dan laju reproduksi primata. Adanya penurunan kelimpahan pakan juga disinyalir bakal menyebabkan primata sulit mencari makan.
Dosen Biologi Universitas Indonesia, Jatna Supriatna mengatakan bahwa perubahan iklim dan kenaikan suhu akan menimbulkan fenomena pada tumbuhan. Misalnya, berubahnya masa reproduksi buah pada tumbuhan hutan.
“Tadinya musim berbuah, tiba-tiba tidak musim berbuah, mungkin berganti. Sementara primata kan punya mental-mapping, kapan tumbuhan ini berbuah atau tidak. Kalau berubah, nanti dia nyari, kok gak ada buahnya. Hal ini akan menjadi ketidakjelasan pola ekosistem hutan, yang nantinya akan berpengaruh besar,” ujarnya dalam wawancara bersama kukangku pada Senin (17/1/2022).
Menurut Jatna, perubahan itu memaksa primata untuk menyesuaikan diri. Sementara, penyesuaian yang dibutuhkan primata untuk bertahan hidup itu merupakan upaya yang berat.
“Kalau mereka tidak bisa survive, ya punah. Begitulah kenapa perubahan iklim juga sangat berpengaruh sekali terhadap populasi primata,” tuturnya.
Baca juga : Peduli Kukang Lewat Upaya Konservasi Digital
Bencana besar di depan mata
Isu perubahan iklim sudah mulai diperbincangkan banyak peneliti semenjak 1800an. Berubahnya iklim karena emisi gas menyebabkan suhu bumi semakin hangat. Perubahan ini dapat menjerumuskan kehidupan di bumi dalam bencana besar, seperti kekeringan dan mencairnya es di kutub yang berakibat naiknya permukaan air laut.
Dalam laporan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), disebutkan bahwa aktivitas manusia menjadi penyebab utama kenaikan suhu di bumi. Para penulis laporan menyebutkan, sejak 1970-an, suhu permukaan global telah meningkat lebih cepat ketimbang periode 50 tahunan lain, selama 2.000 tahun terakhir.
Meski masih banyak orang tidak percaya pada perubahan iklim, namun fenomena-fenomena perubahan iklim mulai muncul di dunia, bahkan di Indonesia. Beberapa contohnya seperti gagal panen, banjir, longsor, cuaca yang tak menentu dan naiknya permukaan laut di sebagian wilayah Indonesia, yang merupakan negara kepulauan.
Ada juga kasus menggegerkan di Kenya, Sedikitnya 20 ribu hewan ternak dilaporkan mati kedinginan dalam badai musim dingin terburuk di Kenya utara. Sementara lebih dari 2 juta orang di wilayah Kenya Utara berjuang untuk mencari pasokan makanan. Perubahan iklim disinyalir menjadi penyebab terjadinya badai dan kekeringan di Afrika.