Skip to content

Menu

  • MADU

untuk Kukang

3 Alasan Kenapa Kukang Ditemukan di Permukiman

  • Kukangku
  • 27 Jan 2023
  • Campaign
kukang permukiman

Kukang atau juga disebut sebagai slow loris merupakan satwa malam yang tinggal di rimbunnya hutan dan kebun. Sebagai satwa arboreal atau satwa yang menghabiskan aktivitasnya di pepohonan, sudah pasti kukang memerlukan pohon dalam kegiatannya sehari-hari. Baik untuk mencari makan, bersosial, ataupun untuk tidur. Bisa dibilang, pepohonan mendukung habitat kehidupan kukang.

Namun, sering terdengar masyarakat menemukan kukang berada di permukiman. Entah ditemukan di atap rumah, tiang listrik, atau di jalan. Kira-kira kenapa sih kukang bisa berkeliaran di permukiman warga? Apalagi permukiman yang jauh dari habitat kukang, seperti hutan atau kebun.

Menurut Hilmi Mubarok, praktisi dan pemerhati satwa liar YIARI, ada 3 faktor kenapa kukang bisa ditemukan di permukiman. Pertama, karena sifat kukang yang soliter atau hidup mandiri.

“Sifat kukang yang soliter membuat kukang dewasa harus berpisah dari keluarganya dan mencari wilayah baru untuk dijadikan teritori,” ujarnya.

Pencarian teritori ini, lanjutnya, kadang menjadi alasan kukang masuk ke permukiman. Dalam beberapa kasus, ada habitat kukang yang berada tepat di tengah-tengah kawasan urban, misalnya hutan kampus Universitas Indonesia (UI) atau kampus Institut Pertanian Indonesia (IPB).

“Nah, kukang mau tidak mau harus melintasi permukiman warga saat harus keluar dari wilayahnya. Karena sifatnya yang arboreal, kukang memanfaatkan atap rumah, jaringan listrik untuk kebutuhan perlintasannya sebagai pengganti pepohonan. Nahasnya, beberapa hal itu yang menyebabkan terjadinya kukang tersengat listrik,” kata Hilmi.

Baca juga : Ribuan Mati Tersetrum, Kukang Terancam Jaringan Listrik

Karena makanan melimpah

Hilmi pun menjelaskan bahwa faktor kedua bisa dari segi pakan. Kukang merupakan satwa yang generalis, jadi dia lebih adaptif dan relatif tidak pilih-pilih saat mencari makan. Sehingga, kukang cenderung mencari wilayah yang melimpah makanannya.

“Mungkin kebetulan, sumber makanan yang dicari kukang berada di sekitar rumah warga. Bisa jadi kukang melihat pohon buah-buahan seperti sawo atau rambutan di halaman rumah warga. Selain itu kukang juga memakan serangga, sementara serangga diketahui banyak berkumpul di sekeliling cahaya, seperti di lampu-lampu rumah ataupun di penerangan jalan,” jelasnya.

Lalu yang ketiga, ujar Hilmi, memang kukang hidup di sekitar permukiman warga, apalagi permukiman yang dekat dengan kebun atau hutan, sehingga sangat normal apabila ada warga yang tidak sengaja melihat kukang melintas di wilayahnya.

“Sementara ada yang harus ditekankan ke masyarakat bahwa memang kita ini tinggal berdampingan dengan satwa liar. Namun mungkin masyarakat kadang tidak sadar atau tidak percaya ya, ‘ah masa di permukiman padat ada kukang’ dan malah memiliki mindset apabila lihat satwa liar, berarti harus ditangkap dan diamankan. Padahal Ketika ditangkap juga masyarakat kebanyakan bingung, ini mau diapakan satwanya,” katanya.

Hilmi menuturkan seharusnya masyarakat sadar untuk membiarkan saja satwa liar yang berada di sekitarnya. 

“Anggap saja hidup berbarengan, ya saling memberi ruang lah untuk mereka selama tidak saling mengganggu. Mereka (satwa liar) sudah banyak kehilangan rumahnya atau habitatnya untuk kepentingan manusia semata,” tuturnya.

Baca juga : Hati-hati, ternyata kukang memiliki racun berbahaya!

Karena dipelihara

Selain ketiga faktor di atas, ada juga faktor pemeliharaan. Hilmi mengatakan bisa jadi kukang yang ditemukan di permukiman itu adalah kukang lepasan. Misalnya, ada warga yang memelihara kukang lalu kukangnya tidak sengaja lepas atau kabur.

“Ada juga masyarakat yang memiliki kukang, lalu diberitahu kalau kukang itu satwa dilindungi, mereka ketakutan kan takut diperkarakan hukum, mau dijual juga tidak laku, sehingga mereka lepaskan saja kukang itu di permukiman,” katanya.

Di beberapa kasus, kukang lepasan eks-peliharaan justru merupakan jenis berbeda yang sebaran aslinya ada di pulau lain. Semisal, kukang sumatera eks peliharaan yang lepas atau kabur dari pemelihara yang tinggal di pulau Jawa. Tentu saja ini bisa beresiko menjadi spesies invasif.

Hilmi juga menghimbau apabila masyarakat melihat kukang di permukiman, baiknya jangan ditangkap dengan tangan langsung karena berbahaya. Selain bisa menggigit, kukang juga satwa berbisa. 

“Kalau lihat kukang dan di dekat situ ada pohon, digiring saja kukangnya agar naik ke pohon. Kalau harus ditangkap, misalnya tidak ada pohon sama sekali, bisa pakai jaring ikan atau apapun yang ada di rumah untuk bantu menggiring atau memindahkan kukang. Sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan kukang ya, untuk keselamatan satwa dan manusianya,” tutup Hilmi.

  • kukang, permukiman

Tulisan lainnya dari

Kukangku
Bagikan:
PrevPreviousIseng yang Menyiksa, Konten Satwa yang Kelihatan Harmless Padahal Kejam!
NextHari Primata Indonesia 2023 : Semua Primata itu BerartiNext

Tinggalkan pesan

Artikel

Lainnya

Langka Sani, Dirikan Alobi Foundation Demi Selamatkan Satwa Liar

damkar kukang

Andi Kuswandi, Damkar Siap 24/7 Evakuasi Kukang

Kukang Bangka, Primata Endemik yang Kian Langka

Willy Ekariyono, Berawal dari Hobi Kini Jadi Fotografer Satwa Liar

Nasib Kukang Korban Tembakan Senapan Angin di Pusat Rehabilitasi

Kukang Kesetrum, Topik Nobar Seru di Kebun Seni Bandung

Stop Kekang Kukang

Kukangku adalah gerakan kampanye dan penyadartahuan untuk pelestarian dan perlindungan kukang di Indonesia

Facebook Twitter Youtube Instagram Envelope
  • Beranda
  • Tentang Kukangku
  • Dinamika Konservasi
  • Kukang Sumatera
  • Kukang Jawa
  • Kukang Kalimantan
  • Penyerahan Sukarela
  • Temuan & Habitat Kukang
  • Lapor Kejahatan Satwa
  • Kisah Kukang
  • Kliping Berita Kukang
  • Video
  • FAQ

Didukung oleh Yayasan IAR Indonesia
Dikembangkan dan didesain oleh Rusmadipraja

© 2014 – 2023 Kukangku

Saya #PenyelamatKukang dan saya peduli terhadap kelestarian kukang di Indonesia.

Hei penyelamat kukang!
Bantu aku untuk tetap lestari di alam.

Close
Kukangku

Visi & Misi

Dinamika Konservasi Kukang

Kukang Indonesia

K. Sumatera

K. Jawa

K. Kalimantan

K. Bangka

K. Sumatera bag. Utara

K. Borneo

K. Kayan

Lapor

Pengembalian & Penyerahan Sukarela

Kejahatan Perburuan & Perdagangan

Temuan Kukang Liar & Habitat Alami

Blog

Catatan Kukangku

Kisah Kukang

Video

Kliping Berita

Edukasi

Penyerahan Sukarela

Penegakan Hukum

Penyelamatan Kukang

Pelepasliaran Kukang

Informasi

Call Center BKSDA

Daftar Satwa Dilindungi

Bantu Kukang

Donasi

Merchandise

Penyelamat Kukang

FAQ

Facebook Twitter Youtube Instagram

Banyak kakak baik telah menyisihkan Rp1.000 untuk berdonasi, dan itu semua sangat berarti bagi para kukang.