Beberapa hari yang lalu, seekor kukang ditemukan warga berada di kabel listrik pekarangan rumah di Kab. Agam, Sumatra Barat. Takut satwa pemalu ini tersetrum listrik, warga yang baik hati menyelamatkan kukang ini dari ancaman maut. Kini kukang itu sudah dikembalikan ke habitatnya oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat resor Agam.
Kasus kukang berada di kabel listrik ternyata bukan hal baru. Bahkan, kasus kukang tersengat listrik hingga mengakibatkan pemadaman sudah sering terjadi, terutama di daerah Sumatra. Dikutip dari Tribunnews, kukang menjadi salah satu gangguan sistem kelistrikan di wilayah Sumatra Selatan.
Dalam laporan PLN Talang Padang di Lampung, dari Januari – Juni 2020, sebanyak 41 ekor kukang mati tersengat listrik hingga menyebabkan pemadaman. Sebagian besar kasus ini terjadi di permukiman warga. Sisanya, kasus terjadi di pabrik dan perkotaan. Kebanyakan temuan berada di penyulang (jaringan distribusi listrik tegangan menengah), dengan penyulang berbahan platina sebagai penyumbang kematian terbesar.
Dalam hasil kajian Yayasan IAR Indonesia di kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Lampung tentang pola perilaku kukang di sekitar jaringan listrik. Kukang merupakan primata arboreal atau hidup di pepohonan. Dengan sifatnya ini, keberadaan jaringan listrik memiliki fungsi tidak jauh berbeda dengan tajuk pohon tempat mereka beraktivitas, seperti berpindah tempat, istirahat, dan mencari pakan.
Adanya pohon pakan kukang di sekitar pekarangan rumah disinyalir menjadi faktor utama intensifnya aktivitas primata malam ini. Sehingga, salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu memangkas pepohonan yang bersinggungan dengan jaringan listrik, dan memastikan kukang tidak bisa masuk ke area yang berbahaya pada jaringan listrik.
Inovasi alat penghalau kukang
Kukang merupakan satwa dilindungi pemerintah dan populasinya menurun. Melihat kondisi ini, pihak PLN berupaya untuk menyelamatkan primata mungil ini dari ancaman sengatan listrik dengan inovasi alat pengahalau kukang.
Beberapa inovasi alat yang dipergunakan oleh PLN untuk menghalau kukang antara lain Caping dan Serabut. Penggunaan alat penghalau tersebut memang efektif menekan intensitas Kukang ke bagian yang berbahaya melalui bidang berdiameter besar seperti tiang. Akan tetapi kukang masih berpotensi lolos jika melalui jalur kabel.
Salah satu upaya lain dilakukan oleh PLN Sutami agar kukang tidak memasuki area listrik bertegangan tinggi adalah dengan memasang alat kejut binatang (Kentang). Cara kerja alat ini yaitu dengan menggunakan aliran listrik tegangan rendah agar satwa ini enggan melewati area listrik jika menyentuhnya.
Baca juga: Bleaching Kukang: Fenomena Suram Di Balik Kejamnya Perdagangan Satwa
Alat kejutan ini berbentuk silinder dengan dua kutub, apabila kukang menyentuh salah satu kutub maka tegangan sebesar 11 volt mengenai badan kukang. Satwa ini akan merasakan kesemutan atau induksi listrik, sehingga secara naluri kukang akan menghindari alat dan menjauh.
Jika kukang memaksakan diri untuk menggapai kutub yang kedua, maka tegangan sebesar 220 volt akan mengenai badan kukang. Efeknya, kukang akan terkejut dan terjatuh, lalu menjauh.
PLN Sutami telah melakukan uji tes alat tersebut pada Juli – Agustus 2020, dilaporkan kasus pemadaman ataupun kematian kukang karena tersengat listrik mulai menurun. Alat kejutan ini disebut dapat menghalau kukang masuk ke jaringan tegangan tinggi PLN, sehingga populasi satwa ini tetap terjaga.
Belum direkomendasikan
Penggunaan alat kejutan binatang ini memang belum sepenuhnya direkomendasikan untuk dipasang di semua jaringan instalasi listrik PLN. Pengembangan lebih lanjut sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan keamanan alat bagi satwa, agar tidak menyakiti dan juga melukai. Selain itu, tentunya inovasi ini harus memberikan rasa aman kepada petugas PLN yang melakukan kontrol, ataupun dampak lainnya yang berkaitan dengan masyarakat.
Inovasi awal ini tentunya perlu dikembangkan dan melalui serangkaian uji coba serta evaluasi jika nantinya digunakan dalam jangka panjang. Sehingga ke depannya menjadi standar instalasi listrik yang aman dan bisa diterapkan di semua jaringan PLN yang bersinggungan dengan habitat satwa liar. Dengan berkurangnya pemadaman akibat kasus satwa liar tersetrum, maka dapat meminimalisir kerugian masyarakat dan juga pihak PLN.