Tiga ekor kukang dilepasliarkan ke habitatnya oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Selatan dan Alobi Foundation di hutan konservasi Pulau Bangka pada Rabu (7/4/2021).
Selain kukang, seekor induk trenggiling dan bayinya serta seekor musang akar juga ikut dilepasliarkan agar dapat berkembangbiak sehingga tidak punah.
Ketua Alobi Foundation, Langka Sani mengatakan tim harus masuk menembus hutan belantara agar satwa yang dilepasliarkan berada di tempat yang aman dan tidak masuk ke permukiman penduduk desa setempat.
“Alhamdulillah, hari ini kami kembali pada salah satu kegiatan utama kami yaitu pelepasliaran satwa liar ke habitatnya di salah satu kawasan konservasi Kepulauan Bangka Belitung,” katanya dikutip dari inews.id
Menurut Langka, satwa liar yang berhasil dilepas tersebut telah menjalani masa rehabilitasi dan dinyatakan layak kembali ke habitatnya.
“Tentunya sebelum itu, BKSDA Sumsel dan Alobi telah melakukan kajian habitat, medical check up, penilaian karakter sebelum satwa ini benar-benar dinyatakan siap untuk dilepasliarkan,” ujarnya.
Ini merupakan aksi yang ke sekian kalinya dilakukan oleh Alobi dan BKSDA Sumsel untuk mengembalikan populasi satwa yang nyaris punah. Terhitung sejak 2014 sudah 7.120 hewan berbagai jenis dilepasliarkan ke alamnya.
“Proses dari pelepasliaran ini sangatlah panjang dari mulai tim melakukan evakuasi, merawatnya berbulan-bulan terkadang tahunan di Pusat Penyelamatan Satwa. Kemudian dilanjut lagi proses pengembalian insting liar mereka sehingga dinyatakan dapat dilakukan pelepasliaran,” ucap Langka.
Langka menuturkan, hal semacam itu momen yang membuat pihaknya terharu dan bahagia. Sebab, tim merasakan perjuangan yang luar biasa dalam semua prosesnya.
“Semoga perjuangan ini dapat mengembalikan populasi satwa liar negeri kita. Sebab, saat ini populasi satwa liar kita sudah sangat memprihatinkan,” katanya.