Terdorong rasa empati terhadap satwa liar, drh. Indri Saptorini terjun ke dunia konservasi sebagai dokter hewan di pusat rehabilitasi kukang terbesar di Indonesia. Dokter lulusan IPB ini telah bekerja menjadi salah satu dokter hewan di pusat rehabilitasi Yayasan IAR Indonesia sejak tahun 2019. Tentu banyak sekali pengalaman-pengalaman menarik selama drh. Indri merawat dan mengobati satwa-satwa liar.
Penasaran, bagaimana sih cara dokter hewan muda ini menyelamatkan dan mengobati kukang-kukang yang sakit? Kukangku kemudian mewawancarai #penyelamatkukang luar biasa ini secara langsung pada Sabtu (25/6/2022)
Seperti apa latar belakang drh. Indri sampai ingin terjun ke dunia konservasi?
Latar belakang kenapa saya terjun di dunia konservasi itu awalnya karena keprihatinan saya terhadap kondisi satwa liar di Indonesia yang dieksploitasi, dan diperdagangkan secara ilegal. Saya juga merasa tertantang karena belum banyak dokter hewan muda yang berkecimpung di dunia konservasi dan satwa liar.
Saya dari kuliah, bahkan dari kecil, sangat menyukai orangutan dan saya berharap ketika saya lulus saya bisa bekerja dan bermanfaat bagi konservasi orangutan. Meski saat saya bekerja, akhirnya bekerja dengan primata jenis lain. YIARI sendiri adalah tempat kerja pertama saya. Jadi lulus menjadi fresh graduate, saya langsung ke IAR.
Selama ini sudah merawat jenis hewan apa saja?
Kalau di YIARI, ya kukang, siamang, lutung, orangutan, macaca (monyet ekor panjang) dan beruk, yang terbaru ada owa jawa. Di luar itu ada juga hewan domestik, seperti kucing, anjing, kambing ya hewan ternak. Karena kami selain berkomitmen untuk konservasi satwa liar kami juga berkomitmen untuk membantu mengobati hewan kesayangan dan ternak di lokasi sekitar IAR guna mewujudkan one health.
Dari semua jenis satwa itu, yang mana yang paling sulit saat perawatan?
Menurut saya ya semua satwa susah untuk dirawat ya. Karena memang namanya satwa liar, pasti punya sifat dasarnya ya liar.
Baca juga : Julitasari, Pelajari Perilaku Kukang Demi Konservasi Satwa
Bisa ceritain sehari-sehari yang kamu lakukan sebagai dokter hewan?
Saya sebagai dokter hewan bertanggung jawab untuk melakukan tindakan medis, baik dari awal rescue (penyelamatan) kemudian rehabilitasi dan juga pelepasliaran. Kalau kegiatan sehari-hari saya sebagai dokter hewan, kami dokter hewan biasanya melakukan treatment (perlakuan) harian untuk kukang-kukang yang memang dalam masa pengobatan. Mulai dari mempersiapkan obat, menghitung dosis obat, memilih treatment yang cocok. Misalnya, ketika ada kukang tua cocoknya harus di-support multivitamin, kalau ada kukang luka terbuka, cocoknya diberikan bandage (perban) dan obat lainnya.
Kami sebagai dokter hewan juga membantu proses translokasi dan pelepasliaran, itu memastikan bagaimana sih awal satwa ini diangkut dari pusat rehabilitasi kemudian dipastikan dalam kandang translokasi atau kandang angkut itu aman dan nyaman. Hingga satwa ini dilepaskan ke kandang habituasi ataupun kandang di lokasi rilis.
Baca juga : Babe Cabita, Merasa Bersalah Beli dan Pelihara Kukang
Selain itu, juga ada kegiatan rescue, membantu tim untuk rescue pertama dan membantu identifikasi satwa, karena kukang di Indonesia ada beberapa jenis, dan seringnya ditemukan dan diperjualbelikan di luar daerah asalnya. Itu juga menjadi tugas kami mengidentifikasi, kemudian memastikan kondisi umum, seperti kondisi gigi, body condition score, jenis kelamin dan berat badan. Dari situlah kami bisa memastikan dan memutuskan apakah kukang ini dapat langsung dilepasliarkan atau direhabilitasi sebelum dilepasliarkan.
Bagaimana rasanya kerja untuk menyelamatkan kukang di pusat rehabilitasi?
Kalau membicarakan bagaimana kerja menyelamatkan kukang dan primata lain, bagi saya ini satu hal yang menyenangkan dan cukup menantang. Karena memang kukang sendiri itu merupakan salah satu satwa primata yang mempunyai satu kelenjar racun di lengan atasnya. Sehingga, satwa ini dikenal berbisa.
Selain itu, ada beberapa spesies kukang yang merupakan satwa endemik di Indonesia. Hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan ya dapat bekerja langsung dengan satwa endemik dan berkelenjar bisa ini. Itu jadi tantangan tersendiri sih bagi saya.
Ada pengalaman yang paling berkesan selama bekerja dengan kukang atau satwa liar lainnya?
Kalau ngomogin soal pengalaman yang berkesan, ada salah satu pengalaman yang mengagetkan juga bikin saya sedikit syok sih. Saya pernah digigit kukang dan masuk ke rumah sakit. Kalau pengalaman berkesan dengan satwa primata lainnya, saya pernah ikut dalam kegiatan rilis monyet ekor panjang dan pernah bertemu langsung dengan kawanan gajah liar.
Pernah juga dalam satu tahun, pusat rehabilitasi kami menerima cukup banyak kukang yang mengalami kondisi tersengat listrik. Itu jadi salah satu kejadian yang membuat kami, tim dokter hewan, disini cukup kelabakan. Karena kondisi tersengat listrik itu menyebabkan luka terbuka, kadang perlu amputasi bagian tubuh dan recovery-nya (masa penyembuhan-Red) lama. Itu sih, itu jadi satu hal yang memicu burnout pada dokter hewan.
Recovery kukang dengan luka terbakar karena sengatan listrik paling lama membutuhkan waktu sampai 9 bulan hingga sembuh total, sepengelaman kami ya. Dan kukang ini tetap harus menjalani observasi perilaku, karena ada beberapa yang diamputasi tangan dan kakinya, jadi harus dilakukan observasi beberapa ratus jam baru kemudian bisa diputuskan apakah kukang ini bisa dilepasliarkan atau tidak.
Apa harapan dokter terhadap konservasi kukang dan primata di masa depan?
Kalau untuk harapan saya mengenai konservasi satwa liar itu, saya berharap masyarakat Indonesia itu berpikiran terbuka. Dalam hal ini adalah masyarakat sadar betul bahwa Indonesia memiliki satwa endemik yang perlu dilindungi dan tidak untuk diperjualbelikan. Saya juga berharap masyarakat Indonesia tidak memburu mereka, tidak membeli mereka, dan juga tidak memelihara mereka. Dengan itu, kita bisa memutus mata rantai perdagangan satwa liar.
Apa pesan dokter untuk masyarakat terkait konservasi kukang?
Saya mengajak masyarakat untuk jangan memburu, jangan membeli dan juga jangan memelihara satwa liar. Saya juga mengajak masyarakat untuk berpikiran lebih terbuka dan bijak dalam menyaring hal-hal yang berkaitan tentang konservasi dan juga satwa liar di media sosial.
—
Artikel profil #penyelamatkukang dibuat agar dapat menginspirasi masyarakat untuk ikut mendukung pelestarian kukang ataupun satwa liar di Indonesia. Mari bersama kita jaga habitat dan keberadaan satwa liar di alam bebas!