Umumnya, satwa tak akan menggunakan racun atau bisa untuk menyerang sesama kaumnya. Berbeda dengan perilaku kukang yang menggunakan bisa/racunnya tidak hanya pada jenis satwa lainnya, tetapi juga pada sesamanya. Uniknya, serangan ini banyak ditemukan pada hubungan antara jantan dan betina.
Dalam studi yang dipublikasikan oleh Current Biology, perilaku ini dilakukan kukang demi mempertahankan wilayah dan keluarganya. Alasannya, kukang sangat teritorial. Kukang jantan melindungi pasangannya dan betina melindungi sumber makanan dan keturunannya.
Hal ini juga dapat terjadi saat musim kawin, kukang merupakan satwa yang pemilih. Sehingga ketika jantan mendekati betina dan merasa tidak cocok, kukang betina dapat menyerang jantan hingga keluar dari teritorialnya. Tidak seperti primata lain, seperti monyet betina yang pasrah saat diambil alih oleh jantan terkuat, kukang betina cukup kuat untuk menyerang jantan.
Diketahui, perkelahian antar sesama ini jarang ditemukan pada satwa berbisa lainnya. Penggunaan racun dalam individu dari spesies yang sama, yang dikenal sebagai kompetisi intraspesifik, sangat jarang ditemukan di dunia satwa.
Menurut penelitian, bentuk kompetisi ini hanya ditemukan pada 4 jenis satwa lainnya, seperti udang tengkorak (Caprella spp.), Anemon laut (Actinia equine), keong kerucut (Conidae) dan platipus jantan (Ornithorhynchus anatinus).
Baca juga : 30 Tahun Lagi Kukang Punah Kalau Hal Ini Masih Terjadi
“Ini memberikan bukti paling komprehensif hingga saat ini tentang bagaimana kukang jantan dan betina menggunakan gigitan berbisa mereka dalam persaingan untuk sumber daya yang terbatas, seperti wilayah atau pasangan,” ujar Ronald Jenner, ahli racun di Natural History Museum di London seperti dikutip dari Mongabay.com
Dari penelitian selama delapan tahun dan ratusan penangkapan, 20% dari semua kukang memiliki luka baru yang ditimbulkan oleh kukang lain. Hampir sepertiga dari kukang betina dan 57% dari kukang jantan memiliki tanda-tanda setidaknya satu luka gigitan berbisa. Luka ini berasal dari perkelahian antar sesama.
Gigitan kukang memiliki bisa dan mereka juga menggigit dengan sangat keras hingga dapat menembus kulit kayu dan tulang. Gigitan berbisa ini dapat menyebabkan nekrosis, pembusukan daging, dan meninggalkan luka yang sangat parah.