Awal bulan November kemarin, Giyo si kukang jawa jantan tiba diantarkan salah seorang penyelamat Kukang. Menurut penuturannya, Giyo adalah kukang eks-peliharaan dari tetangganya. Sadar akan status perlindungan kukang, teman kami berusaha mengedukasi tetangganya tersebut hingga akhirnya yakin untuk menyerahkan secara sukarela.
Sayangnya kondisi fisik Giyo tak lazim. Mata kirinya kerap menutup dan basah. Hingga akhirnya tiba di pusat rehabiltasi IAR Indonesia, dokter memeriksa dan mendapati bola mata kiri Giyo tak lagi berfungsi.
Jaringan pada bola mata Giyo sudah mati, dan perlahan membusuk. Meskipun luka tersebut steril, namun bola matanya tak bisa dipertahankan dan harus dibuang sebelum menjadi gangguan atau infeksi parah.
Menurut informasi yang kami dapatkan, mata kiri Giyo sudah seperti itu sebelum dibeli dan dijadikan peliharaan. Besar kemungkinan luka itu didapat dari alam, atau lebih parahnya ketika berada di tangan pemburu dan pedagang.
Kasus sebelah mata pada kukang tidak hanya dialami oleh Giyo saja. Setidaknya ada dua kukang lainnya yang mengalami kebutaan di sebelah matanya, dan dalam penanganan di Pusat Rehabilitasi IAR Indonesia.
Lini dan Selaput Putih di Mata Kirinya
Lini, si kukang jawa jantan ini merupakan serahan warga ke BKSDA Ciamis, tidak lama setelah kehadiran Giyo. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, Lini mengalami masalah yang sama pada mata kirinya. Meski bola matanya masih utuh, ada luka traumatis yang terlihat seperti selaput putih.
Bayang selaput putih menutupi hampir seluruh kornea mata Lini. Dokter masih memastikan apakah luka pada mata Lini menyebabkan kebutaan atau masih bisa disembuhkan. Tentu saja dokter berharap bahwa kasus serupa seperti Giyo tak harus terjadi pada mata Lini. Andaikan Lini mengalami kebutaan permanen di sebelah matanya, setidaknya bola matanya masih bisa dipertahankan tanpa harus dioperasi.
Gazpacho, Si Bayi Kukang Yang Kehilangan Sebelah Matanya
Kisah memilukan dari sebelah mata dialami oleh Gazpacho. Kukang remaja ini lahir di pusat rehabitasi IAR Indonesia setahun lalu. Mirisnya induk Gazpacho merupakan korban perdagangan dengan kondisi yang jauh lebih parah, yaitu buta kedua matanya. Kehadiran Gazpacho tidak memungkinkan untuk diasuh oleh induknya, yang pada akhirnya justru mencederai mata kanannya, hingga terluka dan bola mata Gazpacho terlepas dengan sendirinya.
Gazpacho terpaksa dirawat secara khusus dan intensif oleh perawat satwa. Meski hidup dengan sebelah mata, semangat Gazpacho tidak bisa dinilai sebelah mata. Ia tumbuh sehat dan aktif layaknya kukang liar, hingga kini ia beranjak remaja.
Tidak seperti Giyo, Lini dan Gazpacho masih memiliki gigi-gigi yang lengkap sehingga kesempatan untuk mereka kembali ke habitatnya masih terbuka. Walau begitu, mereka harus terlatih dan siap saat mengelana kegelapan malam dengan sebelah mata.
Sebagai satwa nokturnal, kegelapan bukanlah sesuatu yang baru bagi kukang. Kegelapan adalah teman, rumah, dan perlindungan mereka. Namun dengan sebelah mata, sebagian indera mereka hilang untuk lebih waspada ketika menjelajahi gelapnya malam.
Seperti sebuah penggalan lirik Sebelah Mata dari Efek Rumah Kaca,
Gelap adalah teman setia dari waktu-waktu yang hilang
Sahabat, bantu Giyo, Lini dan Gazpacho untuk mengisi waktu-waktu mereka yang telah hilang.
#SaveKukang #StopKekangKukang