Seorang warga Tapanuli Utara melepaskan kukang sumatera kembali ke habitatnya di Hutan Simataniari, Sumatra Utara pada Jumat, 26 Februari 2021.
Sebelumnya, Ferry Gultom, warga Desa Lumban Garaga, Kecamatan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara, menemukan satu kukang dewasa dan satu bayi Februari 2020.
“Waktu itu saya lagi membersihkan kebun. Ada sesuatu yang bergerak di antara ranting pohon, dan dedaunan,” katanya dikutip dari Mongabay.
Setelah dicek, lanjutnya, ternyata kukang tersebut merupakan induk dan anak kukang. Ferry lalu merawat primata pemalu ini selama setahun di kandang di belakang rumahnya. Setiap hari dia memberikan makanan berupa buah pisang dan capung.
Camat Pahae Julu Tapanuli Utara, Maradu Sitompul menjelaskan bahwa kukang merupakan jenis satwa dilindungi. Dia menganjurkan kukang untuk dilepasliarkan kembali ke habitat asalnya.
“Kedua binatang primata imut itu sudah dilepaskan ke Hutan Simataniari pada tanggal 26 Februari kemarin,” katanya.
Baca juga : Kukang Sumatera Dilepasliarkan BKSDA Agam di Cagar Alam
Sementara, Roy Lumban Gaol dari Walhi Sumut, mengatakan habitat yang makin sempit menyebabkan satwa liar dilindungi itu masuk ke pemukiman warga. “Kalaupun mau dibebaskan, usahakan jauh dari pemukiman warga,” katanya.
Esra Barus, polisi hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Utara mengapresiasi aksi masyarakat mengembalikan satwa liar kembali ke habitatnya di hutan. Meskipun begitu, dia mengimbau agar warga berkoordinasi terlebih dahulu ke pihak berwajib, dalam hal ini BKSDA.
“Jika sudah sempat dirawat setahun, baiknya konsultasi dulu ke dokter spesialis hewan,” ujarnya.
Menurut dia, kukang baiknya mendapatkan rehabilitasi dan perawatan khusus untuk mengembalikan kebiasaan liarnya setelah cukup lama dipelihara. Upaya ini dilakukan agar satwa dapat bertahan di alam liar saat dilepasliarkan kembali ke habitatnya.
Dia juga meminta masyarakat untuk ikut andil melestarikan satwa yang dilindungi oleh pemerintah ini. Caranya dengan menghubungi pihak BKSDA Sumatra Utara apabila menemukan satwa liar.
“Bagi warga yang menemukan satwa liar dapat menghubungi Hafsah, penyuluh kehutanan untuk Tapanuli Utara,” ujar Esra.