Punya nama ilmiah Nycticebus Bancanicus, kukang ini dikenal sebagai kukang bangka. Primata ini lebih sering dijumpai di Pulau Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Selain itu, sebagian kukang ini juga ada di wilayah Kalimantan seperti di bagian selatan dari Sungai Kapuas dan juga wilayah timur dari Sungai Barito.
Mulanya kukang bangka ini termasuk dalam taksa Nycticebus menagensis, namun kemudian dipisahkan sebagai spesies tersendiri. Hal ini berdasarkan Munds et al. (2013) karena variasi warna bulu di perut yang kegelapan, ukuran tubuh, pola sungkup muka dan garis punggung, serta wilayah geografis yang lebih berbeda dari N. menagensis lainnya.
Kukang bangka lebih dekat kekerabatannya dengan jenis kukang dari Borneo dibandingkan dengan kukang yang berasal dari Sumatera. Kukang jenis ini memiliki ciri pewarnaan wajah yang cukup cerah dengan adanya pola merah kecoklatan dan tanda api di sekitar mata bagian atas yang melebar.
Baca juga : Nasib Kukang Korban Tembakan Senapan Angin di Pusat Rehabilitasi
Kukang bangka juga dicirikan dengan rambut punggung berwarna merah tua dan rambut yang panjang di telinganya. Satwa ini biasanya ditemukan oleh penduduk sekitar di kebun kelakak. Bagi sebagian orang mungkin istilah ‘kelakak’ jarang didengar ya! Kebun kelakak ini merupakan bentuk agroforestry yang memadukan hutan dan pertanian.
Nah, kukang ini sering terlihat ada di pohon nangka, durian, dan cempedak. Sayangnya populasi primata ini di alam semakin menurun. Berdasarkan Daftar Merah organisasi IUCN atau International Union for Conservation Nature (2021), kukang bangka dikategorikan kritis (Critically Endangered) atau satu langkah lagi menuju kepunahan.
Hal ini dikarenakan habitatnya yang telah terdegradasi akibat alih fungsi lahan. Selain itu, maraknya perburuan ilegal menjadi ancaman dan penyebab utama kukang endemik ini semakin langka.
Pasti kita semua gak mau kan kukang bangka ini sampai punah di habitat yang jadi rumahnya sendiri? Yuk bareng-bareng jaga habitat mereka!