Rasa kepedulian Muhammad Yusuf alfaza atau biasa dipanggil Ucup terhadap kelestarian primata mendorong mahasiswa Universitas Lampung ini melakukan penelitian kukang di jaringan listrik di Desa Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Penelitian yang dilakukan bersama dua teman sejawatnya, Farel dan Hendro, diharapkan dapat menjadi acuan dalam mencari langkah solutif kasus kukang tersengat listrik di wilayah tersebut.
Lalu, seperti apa sih pengalamannya Ucup selama penelitian? Tim dari Kukangku ngobrol-ngobrol bareng anak muda asal Lampung ini di Basecamp YIARI, Lampung pada Senin (30/01/2023).
Apa sih latar belakangmu terjun ke dunia konservasi hingga terbersit melakukan penelitian ini?
Mungkin sebelum saya masuk ke bidang penelitian, di media sosial itu kan banyak sekali bisa kita temukan jual beli satwa liar, salah satunya itu primata. Disitu saya tidak henti-hentinya mengedukasi netizen yang memperjualbelikan satwa, dimana sebagian besar primata yang diperjualbelikan itu primata yang dilindungi serperti kukang, simpai dan juga owa siamang.
Baru saat ini saya masuk ke bidang penelitian, dimana saya dan teman-teman mengambil topik kukang yang berada di jaringan listrik. Selama penelitian, kita amati mengenai aktivitas harian kukang, distribusi serta preferensi habitat ataupun jenis-jenis vegetasi yang dilewati kukang.
Harapannya penelitian yang kami lakukan ini dapat menjadi acuan saat mengambil tindakan yang selanjutnya akan diterapkan untuk melestarikan kukang dan primata lainnya.
Baca juga : Indri Saptorini, Jadi Dokter Hewan Demi Selamatkan Kukang
Apakah ada pengalaman yang menarik selama melakukan penelitian?
Dari pengamatan yang kami lakukan berkali kali di kecamatan air naningan ini, hal menarik yang kami temukan itu ada kukang yang kebetulan mati di trafo jaringan listrik. Itu padahal kami iseng aja gitu lewat kan.
Ceritanya, pada saat pemantauan kami melihat ada satwa di kabel listrik sebelah trafo, kami kira satwa itu kukang, ternyata itu burung cabak. Namun, saat kami menyorotkan senter kami ke kabel trafo sebelahnya, ternyata ada kukang yang sudah tergantung di kabel. Kami kaget sekali! Huru hara deh pokoknya, waduh gimana nih.
Dari pengalaman itu dari situ kita makin percaya pada informasi terkait kukang mati tersengat listrik. Awalnya kan kita penasaran, kok bisa ribuan kukang mati (di jaringan listrik). Malam itulah, kami bertiga percaya bahwa dalam waktu kapan aja kukang itu bisa tersengat, karena memang satwa ini sangat sering melintasi kabel listrik. Kebetulan, saat itu kukangnya tersengat di sebuah alat yang bernama kejut binatang*. Di alat inilah kukangnya tersengat karena menyentuh tegangan yang tinggi.
Keterangan : Alat kejut binatang merupakan sebuah alat penghalau bertegangan listrik yang dipasang di kabel-kabel listrik. Alat ini dipasang dalam upaya menghalau satwa dengan sengatan listrik, khususnya kukang, agar tidak mendekati bagian trafo listrik yang banyak menyebabkan kematian listrik hingga tersengatnya satwa. Namun pada prakteknya, banyak alat kejut binatang ini malah menjadi boomerang karena ikut menyumbang kasus kukang tersengat listrik. Sumber : PLN
Baca juga : Ayun, Mantan Pemburu yang Beralih Jadi Staf Konservasi
Apa sih harapan kamu terhadap pelestarian primata?
Kalau dari saya sih semoga masyarakat lebih peduli lagi ya, lebih meningkatkan rasa kepedulian terhadap kelestarian primata. khususnya primata-primata yang ada di Indonesia seperti kukang, owa siamang ataupun kera-kera yang tidak dilindungi dan dianggap hama.
Selain itu. semoga ke depannya masyarakat dapat ikut andil, dimulai dari hal kecil seperti di lingkungan sekitar ataupun di media sosial, ataupun dapat terlibat dengan aksi-aksi lingkungan yang secara langsung meningkatkan kelestarian primata contohnya seperti reboisasi atau pelepasliaran primata atau edukasi ke warga-warga sekitar.
Ada pesan gak untuk masyarakat untuk pelestarian primata?
Kalau pesan dari saya sih, mari kita bersama-sama melestarikan kehidupan primata. Karena itu bukan tugas dari pemerintah atau instansi atau lembaga saja, melainkan seluruh masyarakat perlu melestarikan primata sebagai salah satu aspek pendukung keseimbangan ekosistem.
Dan juga kita harus meningkatkan jiwa-jiwa konservasi, kita tuh tidak boleh memelihara apalagi menangkap memburu satwa-satwa liar contohnya primata. Kemudian, jika kita menemukan aktivitas seperti jual beli satwa liar, minimal kita tegur atau bisa kita laporkan ke pihak berwajib yang menangani kasus-kasus tersebut.
—
Konten ini dibuat dalam rangkaian Hari Primata Indonesia untuk selalu menginspirasi anak muda dalam melestarikan primata. Selamat hari primata indonesia