Nama
Nama ilmiah: Nycticebus hilleri (Stone & Rehn, 1902)
Nama Inggris: Sumatran Slow Loris
Nama lokal: Kukang Sumatera Hilleri
Status Konservasi
- Redlist IUCN, Endangered
- CITES, Apendix I
Kukang Sumatera Hilleri terdaftar dalam kategori Terancam (Endangered) dengan kemungkinan penurunan populasi lebih dari 50% selama tiga generasi (perkiraan 21-24 tahun), hal ini didasarkan pada kelimpahan populasi di masa lalu dan prediksi di masa depan yang dipengaruhi oleh perdagangan satwa liar dan meluasnya habitat yang hilang di seluruh Sumatra.
Catatan Taksonomi
Kukang Sumatera Hilleri sebelumnya dideskripsikan sebagai subspesies yang dimasukkan ke dalam taksa grup Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) pada tahun 1902. Lydekker (1904) mendeskripsikannya dengan bentuk yang jauh lebih merah dan lebih besar, serta memiliki warna kastanye cerah kemerahan yang sedikit disapu dengan warna abu-abu, dengan garis punggung dan pola mahkota yang lebih kemerahan, sedikit dibatasi dengan warna cokelat. Saat menangani kukang sitaan dari perdagangan yang berasal dari Sumatra, Nekaris dan Jaffe (2007) mendapati dua bentuk morfologi dalam sampel sebanyak 25 individu. Sembilan individu memiliki karakteristik yang dijelaskan oleh Stone dan Rehn (1902), dan secara statistik berbeda, sehingga Nekaris dan Jaffe menyarankan agar mereka dinaikkan sebagai spesies, N. hilleri. Mereka melaporkan parameter morfometrik rata-rata untuk N. hilleri yang cenderung lebih besar dibandingkan N. coucang: berat: 689 g; panjang kepala 61 mm; panjang moncong 21 mm; napas kepala 39 mm; panjang tubuh kepala 278 mm; rentang tangan 51 mm; rentang kaki 68 mm; panjang telinga 18 mm (Nekaris dan Jaffe 2007).
Ciri Identifikasi
Secara tampilan fisik memiliki karakter warna coklat kemerahan atau kastanye cerah kemerahan yang disapu dengan warna abu-abu, termasuk garis punggung dan pola wajah. Mahkota menyebar dengan pola garpu membulat di atas mata dan tidak terlalu jelas terbagi, garis punggung tidak meluas hingga ekor, warna tubuh merah meluas ke perut, dengan bagian perut lebih merah, dan rambut sekitar telinga kemerahan (Nekaris and Jaffe 2007, Lydekker 1904).
Sebaran
Kukang Sumatera Hilleri terdapat di Sumatra sebelah utara Sungai Batang Toru. Mungkin saja terdapat pulau-pulau kecil di sekitarnya, namun belum pasti diketahui.
Habitat & Ekologi
Kukang Sumatera Hilleri dapat ditemukan pada area dengan karakteristik hutan dataran rendah, hutan subpegunungan, dan hutan pegunungan di Ulu Masen (Kasia et al. 2011). Jenis ini telah disebutkan di beberapa penelitian yang berlangsung di ekosistem Gunung Leuseur. Pada wilayah Ketambe di Gunung Leuseur, mereka telah diamati di dalam hutan primer dan hutan tebang pilih (Rijksen 1978, van Schaik and Mirmanto 1985). Jenis ini juga terdapat di hutan sekitar Bukit Lawang.
Selama penelitian lapangan di Aceh, Kukang Sumatera Hilleri dijumpai tengah menangkap serangga dan mengonsumsi buah-buahan tawar (Nekaris and Nijman, 2007). Jenis pakan kukang secara umum terdiri dari serangga, nektar bunga, dan getah yang sesekali ditambah dengan buah dan vertebrata kecil; exudate (cairan pada pembuluh darah) kemungkinan besar merupakan sumber daya utama dalam makanan kukang sumatera, prediksi ini didukung dengan pertumbuhan gigi yang kokoh dan adaptasi morfologis lainnya untuk jenis pakan ini (Das et al. 2014, Nekaris et al.).
Ancaman
Ancaman utama pada Kukang Sumatra Hilleri adalah hilangnya habitat (Kasia et al. 2011). Kukang sangat mudah ditangkap di hutan-hutan yang dialihfungsikan. Sebagai contoh di Aceh, ketika area yang luas dengan pepohonan ditebang untuk dibuka sebagai program transmigrasi, penduduk setempat melaporkan kehadiran pawang kukang yang sengaja mengumpulkan kukang-kukang untuk diperdagangan sebagai peliharaan, yang mana kukang tersebut masih berpegangan erat pada pohon-pohon daripada melarikan diri.
Tren Populasi
Menurun