Tidak hanya berbeda dari sisi perawakan, proses perkawinan kukang ternyata juga memiliki keunikannya sendiri apabila dibandingkan dengan primata lain. Kukang kawin umumnya dilakukan dengan berpelukan di udara, lho!
Kukang merupakan hewan soliter, yaitu hewan yang hidupnya menyendiri atau tidak berkelompok. Akan tetapi, kukang akan ditemukan berpasangan apabila betina memasuki masa birahi atau estrus.
Saat kukang betina birahi, ia akan memberikan sinyal kepada jantan bahwa mereka sudah siap dibuahi. Kukang betina akan mengeluarkan suara-suara (vokalisasi) dan berperilaku lebih agresif. Selain itu, betina yang memasuki masa birahi ditandai dengan vaginanya yang membengkak dan memerah.
Baca juga : Riset : Sebaran Kukang Jawa Meluas Hingga Jawa Timur
Proses perkawinan kukang lebih banyak diinisasi oleh betina, salah satu contohnya yaitu pada proses kopulasi (pembuahan). Proses inilah yang membedakan kukang dengan primata lain, dimana betina akan bergantung secara horizontal pada batang pohon atau bambu sementara jantannya akan memanjat dan menggantungkan diri di tubuh sang betina seakan berpelukan di udara.
Kukang jantan kemudian akan membuat gerakan thrusting (mendorong) untuk membuahi betina. Selain dengan vokalisasi, urine-marking atau menandai dengan air kencingnya juga sering dilakukan oleh betina untuk memberi sinyal kepada jantan bahwa mereka sudah siap dibuahi.
Baca juga : Pelihara Hewan Kukang itu Gak Keren, Berikut Alasannya!
Pada pengamatan yang dilakukan di pusat penangkaran Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), proses kopulasi berlangsung selama 4 hari berturut-turut. Apabila betina sudah tidak ingin kawin lagi, mereka akan mengeluarkan suara seperti geraman apabila didekati oleh jantan, bahkan sampai menggigit.
Kukang dapat berkembang biak secara musiman, namun sebagian besar bersifat polyestrous, yang berarti mereka memiliki beberapa siklus estrus setiap tahun atau selama musim kawin.
Kukang pernah terlihat berada dalam kelompok beranggotakan sampai enam individu yang terdiri dari seekor betina yang sedang dalam masa estrus dan lima ekor jantan. Dari penemuan ini diduga kukang juga bisa menerapkan sistem kawin promiscuous, di mana betina kawin dengan lebih dari satu jantan. Akan tetapi, tidak ada bukti lebih lanjut mengenai perkawinan ini pada kukang.