Halo #penyelamatkukang, tahu kan kalau hewan dikategorikan berdasarkan taksonominya yang terdiri dari Kingdom, Filum, Kelas, Ordo, Famili, Genus, dan Spesies? Genus dan spesies inilah yang akan digunakan menjadi nama ilmiah suatu hewan. Contohnya kukang jawa yang tergolong pada genus Nycticebus dan dikategorikan pada spesies javanicus, sehingga memiliki nama ilmiah Nycticebus javanicus.
Namun, bisa gak ya nama ilmiah suatu hewan berubah? Bisa! Nama hewan bisa berubah jika ada informasi baru terkait yang lebih akurat dan sesuai. Seperti yang baru saja terjadi pada kukang kerdil. Kukang kerdil sendiri merupakan salah satu jenis kukang di dunia. Kukang dengan ukuran tubuh yang mungil ini tinggal di Vietnam, Laos, Kamboja, dan Tiongkok. Ya, kukang kerdil tidak dapat ditemukan di Indonesia.
Memang berubah jadi apa?
Dalam makalah penelitian terbaru oleh Nekaris dan Nijman, kukang kerdil yang awalnya memiliki nama ilmiah Nycticebus pygmaeus kini berubah menjadi Xanthonycticebus pygmaeus!
Mengapa berubah ya?
Sederhananya, kukang kerdil ini memiliki banyak perbedaan dengan jenis kukang yang tergolong pada genus Nycticebus lainnya. Genus Xanthonycticebus yang terlihat dari kukang kerdil memiliki ciri khas seperti kebiasaan melahirkan anak kembar, adanya massa tubuh musiman, perubahan warna rambut dan sistem sosial yang berbeda (multi-male dan multi-female).
Memang, apa saja tuh perbedaannya?
Kamu bisa lihat perbedaannya di tabel ini ya!
Loris | Nycticebus | Xanthonycticebus | |
Melahirkan anak kembar | Jarang tapi sesekali | Tidak pernah atau sangat jarang | Umumnya |
Perubahan massa tubuh musiman | Tidak ada | Tidak ada | Ada |
Perubahan warna bulu musiman | Tidak ada | Garis punggung memendek beberapa spesies | Perubahan pada seluruh tubuh dan garis punggung |
Ukuran tubuh | 120–330 g | 265–2200 g | 360–580 g |
Sistem sosial multi-jantan dan multi-betina | Ada | Tidak ada | Ada |
Moncong atau hidung | Kecil dan runcing | Lebih lebar dan lebih bulat | Lebih lebar dari Loris, tapipremaxilla lebih panjang dari Nycticebus |
Pemberian nama genus Xanthonycticebus mengacu pada keseluruhan warna jingga atau kekuningan spesies dan pola aktivitas malam mereka. Xanto memiliki arti oranye kekuningan; nykt memiliki arti malam; dan kêbos memiliki arti monyet.
Baca juga : Mengenal Tepus, Tumbuhan Tepi Sungai Yang Disukai Kukang
Gimana nih #PenyelamatKukang? Gausah panik ya, mereka ganti nama bukan karena ada masalah sama keluarga atau namanya dihapus dari kartu keluarga kok! Melainkan karena ciri cirinya xixi
FYI, sama seperti kukang-kukang di Indonesia, kukang kerdil juga terancam populasinya karena perburuan dan perdagangan. Kukang kerdil marak dijadikan satwa peliharaan, juga untuk kebutuhan pertunjukkan di lokasi wisata.
Selain itu, hilangnya habitat karena aktivitas manusia juga mengancam keberadaan mereka di alam bebas. Saat ini, kukang kerdil atau Xanthonycticebus pygmaeus masuk ke dalam status Rentan (Vulnerable, VU) di daftar merah IUCN. Sementara, mereka masuk dalam status appendix 1 dalam CITES.